Jumat, 12 Juni 2020

Bentuk Geometri Menentukan Karakter Seseorang

BELAJAR DARI BENTUK GEOMETRI 



Grafologi terdiri dari dua kata, yaitu Graf dan Logo, kita sering medengar kata-kata seperti fotografi, kaligrafi, grafik, yang semuanya artinya goresan atai garis.

Graf adalah goresan atau cetakan

Logi adalah  ilmu pengetahuan, hasil analogi dari hasil penelitian

Fisikogeometri, karakter sifat seseorang dapat diketahui dari bentuk bangun ruang. Geometri dapat menentukan sifat dan karakter orang dari lima bentuk geometri atau bangun datar, mana yang disukai atau menggambarkan diri anda.

Pilih salah satu bentuk geometri berikut dan biarkan bentuk-bentuk geomeri tersebuat akan membaca karakter dan kepribadianmu....


Ada 5 bentuk geometri yang dapat menggambarkan diri anda. Seperti bentuk bujur sangkar, segitiga, lingkaran, persegi panjang dna grafik. Diantara 5 bangun ruang tersebut akan menggambarkan diri anda

Arti tiap-tiap geometri yang dipilih, akan mencerminkan karakter positif dan karakter negative, dari geometri akan dikembangkan pada bentuk huruf O hasil pengembangan dari geometri lingkaran termasuk huruf a kecil, sedangkan grafir akan berkaitan hasil dari  tanda tangan.

Berikut hasil analisis psikogeometri:

Jika kita sudah mengetahui hasil analisa dari bentuk geometri, diharapkan ggar kita bisa memaksimalkan analisa positif..  Dan meminimalisir karakter negatif yang ada.




Silahkan untuk direnungi dari hasil analisa bentuk geometri yang teman-teman sudah pilih. Karakter Positif & Negatif hasil dari Psikogeometrik tersebut semoga bisa menjadi gambaran hidup.

Secara umum Grafologi atau Psikogeometri ini digunakan untuk mengetahui, karakter, motivasi, potensi dan dorongan yang ada dalam diri kestabilan emosi dan keadaan mental, kecenderungan intelektual, kekuatan dan kelemahan diri, sehingga bisa dioptimalkan dan diarahkan dengan tepat. Mengetahui komplek diri dan dan hubungannya dengan prilaku sehari-hari.

Untuk para guru seperti penulis sangat bermanfaat sekali karena dapat mengetahui karakter peserta didiknya, sehingga stimulasi yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan alur sipat kepribadiannya juga. memudahkan untuk orang tua dalam mengarakan dan memotivasi cara belajar anak dirumah, sehingga, setiap orang tua paham dan mengerti kenderungan anak-anaknya, sehingga tidak lagi terkesan orang tua memaksakan kehendaknya kepada anak, dan anak juga terhindar dari pemaksaan dalam belajar.

Untuk hasil tulisan tangan akan penulis bahas pada tulisan selanjutnya, terimakasih sudah mampir di blog penuis, tolong tinggalkan komentar untuk penulis agar lebih termotivasi lagi


Kamis, 11 Juni 2020

Risume Pertemuan ke-5 Belajar Menulis

 Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku
Master Teacher pada SEKOLAH GURU INDONESIA

Rabu, 10 Juni 2020

Nara Sumber:
AGUNG PARDINI


Alhamdulillah, pada pertemuan kelima ini, diberikan kesempatan lewat WAG untuk menyimak pemaparan kuliah online oleh seorang nara sumber yang luar biasa dan  berkompeten dibidangnya yaitu bapak Agung Pardini, M.Pd

Dimulai 2006, kareir beliau sangat luar biasa, tidak henti-hentinya berkarya mengalir seperti air seiring waktu, semua karya dan didikasinya patut dijadikan acuan untuk penyemangat penulis sediri.

Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Program-program tersebut antara lain: Pendampingan Sekolah dan Pengembangan Guru di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi (Donatur: JICA), 2008-2010

Pendampingan Sekolah Berdaya di Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi besar, 2010-2012Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Hypermart), 2010

Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Majelis Taklim Telkomsel), 2009

Pengembangan Sekolah Cerdas Literasi (Donatur: Trakindo), 2010-2013

Pendampingan SMK Unggulan Bidang Alat Berat (Donatur: Trakindo), 2013

Pendampingan Sekolah-Sekolah di Perbatasan Indonesia: 2012-2013

Pengiriman Guru-Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke berbagai wilayah pelosok atau 3T, 2014-2015

Membentuk School of Master Teacher di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan NTB, 2014-2020

Mengembangkan alat ukur performa Sekolah yang disebut MPC, 2012-2013

Mengadakan diklat kepala sekolah: Milenial Leader, 2019

Membangun kerjasama penyelenggaraan kelas Magister Manajemen Pendidikan Islam bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016-2018

Mengembangkan model Sepuluh Kepemimpian Guru Indonesia dan Gerakan Transformasi Kelas ajar, 2018-2020 hingga 30 provinsi, hingga saat ini masih bekerja.

Berkaca dari pemaparan nara sumber yang luar biasa, bagaimana perjuangan beliau untuk mengsosialisaikan literasi dan bagaimana menularkan semangat dan budaya literasi kepada semua orang dengan tampa pamrih, menjadikan sesuatu yang dianggap biasa, menjadi sesuatu yang luar biasa.

Sebenarnya apa yang kita capai saat ini merupakan suatu hasil usaha dan kerja keras kita pada masa lalu, kegagalan dan rasa takut untuk memulai itu yang menjadi musuh utama kita, dan itu yang menjadikan seseorang tidak pernah maju. Saat ini rasa itu mulai hilang, karena banyak termotivasi dari para nasa sumber yang luar biasa di Grup Belajar Menulis Gelompbang 12, dimulai dari hal kecil akhirnya dengan sejalan waktu semuanya berproses dan menemukan ujung kesuksesan dan kepuasaan batin karena kita sudah melakukan yang bermanfaat bagi orang lain.

Begitu juga dengan kegiatan menulis, sesuatu yang kecil kita lakukan, tetapi dampaknya besar, sesuatu yang kita rasa sulit dan berat untuk memulai, tetapi setelah jadi terbiasa akhirnya menjadi hal yang biasa, jika tidak kita lakukan akan berasa ada yang kurang, kalau boleh penulis istilahkan seperti sayur tanpa garam.

Rasa itu pun perlahan mulai penulis rasakan, dengan banyak literasi, banyak tahu dan banyak media yang penulis telusuri untuk mencari informasi, akhirnya penulis perlahan mulai sadar kalau menulis dan membaca itu ibarat kembar siam, sama tetapi dia mempunya karakter yang berbeda. Masing-masing punya fungsi sesuai porsinya, akan tetapi tidak bisa dihilangkan atau diitinggal salah satunya. Harus dibawa bersama-sama agar selaras untuk mencapai suatu satu tujuan.

Pada Kegiatan Belajar gelombang 12 inilah penulisa mulai menemukan pencerahan dan motivasi yang yang dulu masih tenggelah, sekarang muncul kembali dan terus berusaha untuk mengupgrade diri menjadi lebih baik agar bisa naik kelas.

Tiada kata yang bisa terucap, hanya kata dan ucapan terimakasih yang besar buat semua pihak yang membatu support dan terus memotivasi.

 

 


Selasa, 09 Juni 2020

Stimulasi Perkembangan Fisik Motorik Halus AUD

Menstimulai Perkembangan Motorik Halus AUD
Dengan Pendekatan Seni Melalui Media Kertas Origami

Menstimulasi perkembangan Fisik Motorik AUD

 Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelengaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletak dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Pendidikan anak usia dini memberikan pembiasaan akan merangsang tumbuh kembang anak.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah sumber sumber belajar selain guru inilah disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh pendidik, pengetahunan, keterampilan, atau sikap. Penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indra anak. Penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman dan yang lebih baik terhadap isi pelajaran. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pembelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira di mana ada keterlibatan emosianal dan mental.

Seperti yang dikemukakan Hamalik (Arsyad, 2011:15) yang menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap sisiwa. Terbukti dengan pembelajaran yang menarik bagi anak, anak akan secara aktif mengikuti setiap kegiatan yang diberikan oleh gurunya.

Mengingat peran media pembelajaran itu sangat penting, maka pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas tentang bagaimana media yang digunakan seperti cat air dan kertas origami dapat menstimulasi perkembangan fiisk motorik halus anak usia dini. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Hal ini nantinya akan dibutuhkan anak dalam kegiatan akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1978) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosiai yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal carol (Endah,2008).

Dalam Jurnal nasional oleh Andyda Melia (2011), pemerhati anak dan parenting menyampaikan hasil penelitian yang telah dipublikasikan, disimpulkan bahwa belajar origami bermanfaat bagi anak untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dan koordinasi antara tangan dan mata. Bagi guru dapat menggunakan origami untuk mengerjakan berbagai konsep matematika. Membuat origami juga memberi pengaruh positif pada memori, proses imajinasi, perhatian dan meningkatkan harga diri. kegiatan origami dapat meningkatkan motorik halus, juga dapat mendorong anak untuk lebih mudah atau berpengaruh positif terhadap pembelajaran yang bersifat logika dan emosional.

Menurut Holts (2009), kemampuan motorik anak dikatakan terlambat, bila di usianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan. Terlebih jika sampai memasuki usia sekolah sekitar 6 tahun, anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jarijemarinya secara fleksibel.

Beberapa faktor yang melatarbelakangi keterlambatan perkembangan kemampuan motorik halus adalah kurangnya kesempatan untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sejak bayi, pola asuh orangtua yang cenderung overprotektif dan kurang konsisten dalam memberikan rangsangan belajar, tidak membiasakan anak untuk mengerjakan aktivitas sendiri, anak tidak dibiasakan makan sendiri, sehingga fleksibilitas tangan dan jemarinya kurang terasah. Akan tetapi ada juga oleh pengaruh yang lain seperti ada beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam kemampuan motorik halus karena keterlambatan tumbuh kembang atau diagnosa medik seperti Down Syndrome atau cerebral palsy (cacat mental).

Menurut pandangan Schickedanz, dalam Solehuddin (2002) pengetahuan pada dasarnya dibangun. Pengetahuan itu tidak terletak dimanapun, melainkan dibangun oleh anak dengan berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini diasumsikan bahwa keterlibatan, kreativitas, dan inisiatif anak dalam proses belajar merupakan hal yang esensial, serta menciptakan suasana belajar yang bermakna. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, sebenarnya banyak pendekatan dan kegiatan pembelajaran yang dapat mendukung pengembangan aspek motorik halus anak. Pendekatan seni merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Seni adalah kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran artistiknya yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indra dan rasa, kemampuan intelektual, kreatifitas serta keterampilan teknik untuk menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai media. Pengembangan seni juga bertujuan mengembangkan keterampilan motorik halus anak didik dalam berolah tangan. Salah satu diantaranya adalah pembelajaran bidang seni rupa yaitu pada kegiatan melipat kertas (origami).

Beberapa contoh kegiatan melipat kertas origami:


Tapahan melipat bentuk perahu:




DAFTAR REFERINSI
 

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
 
Arikunto, suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
 
Andyda Melia, 2011. Jurnal Nasional M. Amanuma, (1997:297). Seni Melipat Kertas dari Negeri Sakura.
 
Eqtada A.Bilhaque, 2013, Model- Model Menarik Origami, Penerbit Plus Multimedia.
 
Endah. (2008). Perkembangan Motorik 2. Diunduh pada tanggal 27 desember 2019 dari http://amore87.wordpress.com/2009/11/05/ 
 
Hurlock Elizzabeth B., 1992, Psikologi Perkembangan Anak, Jilid 1-2. Jakarta:Penerbit Erlangga.
 
Hurlock Elizzabeth B, (1992) .Developmental psychology. Jakarta: Penerbit Erlangga.
 
Makiko Ikeda & Kris Hirschmann, 2009 Origami Seni Lipat Kertas, Penerbit Dahar Prize.
 
Muslich, Masnur, 2011. Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Jakarta : PT Bumi Aksara.
 
Nur Anisah, 2009. Mahir Membuat Origami Bentuk Binatang: Buku kita com. Robeert J.Lang, 2006. The Fourth Internasional Meeting On Origami In Science (40 SME)
 
Sukardi, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya Tahir Hadi, 2012, Origami Hewan Kreasi Baru Yang Menawan. Jakarta : PTGramedia Pustaka Utama.
 
 
Saifuddin, Azwar, 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka pelajar.
 
Sukmadinata, N, Syaodih, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
 
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
 
Standar Tingkat Pencapaian perkembangan Anak Usia Dini. Permen No.58 Tahun2009

 


 




Risume Materi Belajar Menulis Gel 12

BUKU YANG PEMBERI BONUS

Pada pembelajaran kali ini pada pertemuan keempat kegiatan Belajar Menulis Gelombang 12, pemaparan materi disampaikan  oleh ibu  Emi Sudarwati.  



Berikut sekilas tentang cerita perjalanan proses menulis buku dan dari sebuah buku dapat keliling dunia.

 EMI SUDARWARI  adalah Guru  Bahasa Jawa SMPN 1 Baureno Bojonegoro, Jawa Timur. Pegiat Literasi Guru dan Siswa Indonesia.  Lebih dari 460 buku ber-ISBN yang ada nama saya di dalamnya.

 Pada tahun 2013. beliau bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro.  Namanya PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro).  Di sana beliau banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior.  Seperti : JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro),  Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred  Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya beliau mendapatkan pencerahan.  Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber).

 

Pada tahun 2015 ini, Beliau ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional.  Awalnya ada rasa tidak percaya diri.  Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi.  Akhirnya beliau mengirimkan karya inovasi, meskipun dengan setengah hati.

Namun tidak disangka, ternyata dapat panggilan sebagai finalis inobelnas.  Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia, beliau pun diundang ke Jakarta untuk presentasi.  Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada ujian tulis juga.  Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan.  Meskipun belum mendapat juara, namun beliau sudah cukup bangga, bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air.

Di samping itu, belau juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di BBJT.  PSJB adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.  Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur.  Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.

Di ajang ini juga beliau sangat bersyukur sekali karena mendapatkan anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi.  Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa.  Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi.  Dengan status baru ini, beliau merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun juga.  Bukan hanya untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.  Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.

 

Pada tahin 2016, beliau ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro.  Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya.  Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya beliau ditugaskan lagi.  Ternyata tidak sia-sia.  Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta.

 

Tidak berhenti sampai di situ.  Pada tahun 2017 beberapa bulan berikutnya, beliau  diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.  Tidak ingin melewatka kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura.  Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.

Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik.  Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut. Kebetulan juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

 Paska menyandang predikat juara I inobelnas, penulis belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama. Tentu dalam waktu yang belum bisa diprediksi.  Oleh karena itu, penulis tidak ingin kesepian.  Lalu mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku.  Beliau menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif. Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah.  Namun dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif,  berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan.  Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).

Pada tahun yang sama, beliau kembali mengirimkan karya inobel.  Kali ini bukan atas inisiatif  bapak kepala sekolah, tetapi keinginan beliau sendiri.  Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu menginspirasi.  Kali ini bukan karya baru.  Namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri.  Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).

Tidak lama seusai lomba, penulis mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda.  Belajar sistem pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu.  Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.  Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia. Sepulang dari Belanda, masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.

Lagi-lagi, di samping belajar juga bisa berwisaya keliling kota terindah di negeri ini.  Kali ini, semua peserta mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal.  Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional.  Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA pada tahuan 2017 

TAHUN 2018

Ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.  Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah.  Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan.  Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain.  Akhirnya beliau berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.Sedang di Bojonegoro sendiri, beliau aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru.  Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan.

Selain di PBG, beliau juga aktif di PGRI, yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan meulis buku.  Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis.  Menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media.  Jangan berharap sekali kirim pasti tayang atau dimuat.  Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah.  Lama kelamaan pasti dimuat juga.Bukan karena penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman meulis itu sangat diperlukan. Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula.  Dari proses tersebut kita belajar.  Belajar meminimalisir kekesalahan.

TAHUN 2019, beliau mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.  Karya ini ditulis berdua dengan suami.  Beliau berharap Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan pernikahan dengan suami semakin bahagia. Selanjutnya, di tahun yang sama, beliau ingin menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah ini,  Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.  Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.Adapun untuk patungan, seperti biasa saja.  Yaitu menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif.  Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang,

 Beliau menyarankan untuk para penulis untuk ikut dalam program SaGuSaBu (Satu Guru Satu Buku) & SaSis SaBu (Satu Siswa Satu Buku). karena kalau au menerbitkan buku ber ISBN, mudah dan murah cukup dengan mengirimkan naskah buku Bapak/Ibu Guru atau Siswa. Tentang apa saja sesuai bakat dan minat. Misalkan:

1. Kumpulan Puisi

2. Kumpulan Cerpen

3. Kumpulan Esai

4. Novel

5. PTK

6. Naskah INOBEL

7. Kumpulan Pantun

8. Kumpulan Resep

9. Kumpulan Cerpen Misteri

10. Dll

Jenis huruf : Time new roman/12/1,5, Ukuran kertas A5, 2:2;2;2

Naskah sudah lengkap dg kata pengantar, biografi dan foto dalam 1 file. Jangan dipisah2.

 Nama file : SaGu SaBu spasi nama                

                     Atau SaSis SaBu spasi nama

Contoh : SaGu SaBu Emi

                Atau SaSis SaBu Emi 

Biaya penerbitan tergantung jumlah halaman. 50-56 halaman kena 480.000. dst Ongkir bisa bayar di tempat. Naskah usahakan dikirim lengkap. Mulai judul, kata pengantar, daftar isi,  isi buku,bdan biografi penulis.  Sedangkan edit,  layout dan desaig kover akan dikerjakan TIM kami.  Namun jika Bapak/Ibu berkenan membuat kover sendiri juga diperbolehkan.  Tapi tidak akan mengurangi biaya ke penerbit.

Ukuran kertas sudah A5 ya. Jadi bisa langsung dihitung biayanya. Adapun biaya penerbitan, tergantung jumlah halaman dan banyaknya cetak. Catak minimal 10 eks.

Kalau jumlah halamannya 50-60 halaman, biayanya 480.000. Sudah termasuk edit, lay out, desaig kover dan ISBN.

Dapat 10 buku, piagam penulis dan beberapa buku terbitan Majas Grup.

Alamat Pengiriman naskah : emiime2011@gmail.com

Konfirmasi ke WA : 08563155081

Jika naskah dinyatakan lolos kurasi,

Silahkan transfer:

BRI 001101005862531

An Emi Sudarwati

jika sudah transfer di foto. Lalu kirimkan ke WA ke no 08563155081

Waktu pengumpulan naskah mulai hari ini

Buku akan terbit paling cepat 3 bulan setelah kirim naskah dan TF.

Jika menginginkan cover buat sendiri, langsung dicantumkan saat kirim naskah. Dengan persyaratan, harus orisinil. Bukan jiplakan atau hasil rekayasa dari internet.

Jika tidakak ada, Penerbit menyediakan desain cover gratis.

1 X edit cover kena cas 100.000

Naskah PTK harus sudah dirubah sistematikanya seperti buku. Jadi ada beberapa yang boleh dihilangkan.  Ada pula yang harus disederhanakan.  Boleh 1 PTK atau lebih baik 1 buku terdiri dari kumpulan beberapa PTK.  Tapi kalau Ibu mau mengirim naskah asli juga boleh.  Namun ada biaya tambahan 100.000.   Karena tim akan memangkas sesuai kreteria kami.

 Memamkan Literasi ke anak-anak bisa dengan metode yang dilakukan oleh ibu Emi Sudarwati, seperti menyuruh anak membuat karangan tulis lalu yang lain mendengarkan.   Setelah itu semua membuat ringkasan cerita.  Kemudian secara acak mereka membaca ringkasan cerita di depan kelas. Lama-lama akan terbangun kultur membaca dan lalu menulis.

Membaca dan menulis itu butuh latihan agar menjadi kebiasaan.Jadi awalnya sedikit saya paksa anak untuk mendengarkan cerita dan menulis ringkasan cerita. Lalu membacakan di depan teman-temannya. Kalau tidak mendengarkan kan tidak dapat menulis ringkasan.   Pasti malu lah pas ditunjuk untuk baca ringkasannya. Lama-lama menjadi kebiasaan.

Saya paling suka dengan jawaban beliau ketika ada ppertanyaan darinpeserta kuliah bagaimana tips untuk bisa juara dalam menulis buku?Beliau menjawab : “Tidak ada tips khusus Bu.  Saya jug tidak ada ambisi untuk juara 1.  Niat awal saya hanya ingin belajar.  Jika akhirnya juara, itu bonus dari Allah. Jangan mudah menyerah ya.  Semangat belajar dan terus berkarya.”

Saya langsung merinding dan menetes air mata mendengar dan membaca jawaban beliau, sangat tulis dan ikhlas rasanya kalau ingin berbuat sesuatu yang baik itu, dan semuanya akan mengalir dan akhirnya bonus-bonus pun akan datang secara sendirinya. Barakallah…

2. Biaya penerbitan dari orang tua siswa.  Tapi kalau ada anak-anak yang kurang mampu. Tapi karyanya bagus, saya siap membiayai dengan uang pribadi.Luar biasa  sekali menyimak kisah ibu umi sudarwati dalam menulis dan menerbitakan buku, serta aktivitasnya dalam menyebarkan inspirasi dan menggugah guru serta siswa dalam menulis. Dari karya buku yg ibu tulis.

 Dipenghujung pemaparannya,  beliau menyimpulkan :

Buku adalah bukti sejarah.  Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini.  Oleh karena itu, saya ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku.  Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri.  Semoga buku sederhana ini mengispirasi banyak orang.

AAMIIIN YAA RABBAL’ALAMIIN

Jumat, 05 Juni 2020

Risume Materi 05 Juni 2020 Belajar Menulis Gel_12

Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku
Nara Sumber:
Dra.Sri Sugiastuti, M.Pd



Risume Kulliah Online
Jumat, 05 Juni 2020

Seorang jadi penulis perlu proses, tidak memandang usia yang sudah kepala 5, dimulai tahun 2007, disaat kuliah S2 dituntut untuk berkenalan ke medsos, internet, sering ke toko buku dan juga ke perpustakaan. Sampai pada akhirnya menemukkan sebuah buku karangan kang Iwa, yang menyatakan menulis itu gampang. Nah buku inilah yang mengispirasi saya kalua menulis itu gampang.
Pada Tahun 2009, pada rapat MGMP, ada teman yang mengajak menulis bahan ajar, kebetulan di bimbing oleh Penerbit Erlangga untuk menulis buku bahan ajar. Prosesnya selama 6 bulan dengan dengan keroyokan dengan teman-teman, dengan Menyusun buku Seri Pendalman Materi Seri SMK. Setelah direvisi akhirnya pada bulan Oktober 2010, buku tersebut terbit. Dengan editor dan tim penyusun ada 3 orang. Inilah awal kepuasaan saya sebagai penulis karena dipakai untuk anak SMK dan tingkat Nasional, keuntugan lainnya adalah royalty yang tiap semester mengalir ke rekening saya.
Buku yang saya terbitkan dikatakan laris manis, dan setiap tahun ada edisi revisinya, dan hampir seluruh Indonesia menggunakan buku tersebut, karena tingkat Nasional dan selalu dibuat sebagai pengadaan buku di setiap sekolah, inilah akhirnya berimbas juga apa vinansial yang saya dapat. Hal ini juga didukung oleh penerbit yang resepentatif, yaitu Penerbit Erlangga yang tidak mudah untuk bisa goal di penerbit mayor tersebut, tetapi ini tidak terjadi kebetulan, perlu usaha juga dari tulisan-tulisan yang saya buat.
Pengalaman menerbitkan buku secara indi, dimulai dari 2009 dan akhirnya terbit 2020 dengan menggunakan nama pena sebagai penulis. Menggunakan pena alasannya karena setiap blog Kompasiana, Indonesiana, jadi nama belakang saya ditambah dengan Astutiana Mujino. Nama terispirasi dari Blog Kompasiana, dari sana menulis dalam bentuk dasar sekali, dari apa yang ada di hati dan pikiran saya tulis, sampai berjumlah 418 halaman. Buku tersebuut berkisah dari cerita ibu saya masih remaja, sampai saya berusia 50 tahun.
Setelah itu saya sering menulis buku Antalogi diajakin sama teman-teman dari berbagai kompasiana dan berbagai bloger. Dari sana kita banyak belajar dan kkita banyak mengetahui bagaimana ciri penulisan kita sendiri, cara belajar dan menulis buku itu gurih-gurih sedap karena ada pengalaman tersndiri dari menulis sappai akhirnya saya bertemu dengan Om Jay.
Kesimpulannya bahwa menulis itu keterampilan, bukan bakat, jadi Latihan, tulislah berbagai ide yang berserak di sekitar bapak ibu. Jadikan menulis dan membaca sebagai gaya hidup. Tentu saja membaca dengan kacamata selektif dengan kacamata yang utuh. Istiqomah dalam menulis biarkan tulisan iitu menemukan takdirnya, tidak usah  merasa malu dan minder, teruslah mengupgrade diri agar naik leas, menulis dari yang kita suka dan kuasai.

HAL YANG SAYA AMBIL DARI PEMBELAJARAN KETIGA:
Menjadi seorang penulis tidak memandang usia, yang penting ada kemauan yang kuat dan disiplin waktu. Memulai untuk menulis itu berat sekali godaannya, apalagi untuk seorang pemula. Alhamdulillah dengan ikut di WAG Belajar Menulis gel 12 saya jadi termotivasi untuk menulis buku. Apalagi semangat bapak ibu semua yang ada digrup ini sangat luar biasa, saya sebagai joniur merasa malu sekali, mereka yang sudah usia senja begitu semangat untuk mengupgrade diri untuk naik kelas dan jadi lebih baik, kenapa saya yang masih dibawah mereka santai dan suka main medsos saja yang kadang tidak ada manfaatnya, hanya kesenangan sesaat.
Sekian Terimakasih!!

Senin, 01 Juni 2020

Desain Pembelajaran AUD di masa New Normal

Desain Pembelajaran dan Implementasi Belajar AUD di Masa "Kenormalan Baru"

Oleh: 
Kartika Fajriani, S,Pd.I., M.Pd
            
        Tahun 2020 ini mencatat dalam sejarah dunia pendidikan di Indonesia, bahwa terjadi perubahan yang luar biasa, baik dari segi cara pembelajaran di sekolah maupun dari sistem pendidikan yang dilaksanakan di setiap instansi lembaga pendidikan, dari jenjang PAUD sampai jejang Perguruan Tinggi. Semua pendidikan atau yang berperan dalam dunia pendidikan (stakeholder) yang terkait mau tidak mau harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, dan bisa  tidak bisa setiap pendidik harus siap melaksanakan kegiatan pembelajaran daring yang dilaksanakn selama masa pandemi Covid19.
        Tidak pernah menyangka sama sekali kita sebagai bangsa Indonesia akan segitu cepat merasakan perubahan di dunia pendidikan, sekolah-sekolah yang ramai dengan teriakan anak-anak, suara guru mengajar dikelas yang lagi menjelaskan materi pelajaran, sangat dirindukan untuk saat ini. baju seragam yang rapi, sepatu dan tas kerja sekarang tersimpan rapi dilemari, tak pernah lagi terpakai. Jika setiap hari senin  harus apel Upacara Bendera di halaman sekolah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, tak lagi terdengar suara itu. Sungguh-sungguh Covid19 membawa perubahan yang sangat besar untuk dunia pendidikan saat ini.
        Pada tanggal 1 Juni 2020 diperingati sebagai hari Kebangkitan Pancasila, dimana setiap warga negara paham benar memontem tersebut sebagai  bukti bangkitnya semangat juang landasan filosofis negara yang berdaulat yaitu Negara Indonesia, Pancasila sebagai Dasar Negara membuktikan bahwa setiap rumusan-rumusan sila-sila yang terkandung dalam pancasila mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang memiliki berbagai macam suku bangsa dan bahasa serta budaya, dengan memegang erat Semboyan " Bhineka Tunggal Eka". Mari dengan semangat Pancasila dan gotong royong serta saling bantu, kita bersinergi untuk melawan Covid19 dengan tetap menjalankan pengajaran selama pandemi dimanapun, kapanpun dan siapapun bisa belajar. Mengutip dari kata-katanya Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, bahwa "setiap tempat adalah sekolah dan jadikan setiap orang adalah guru".
    Pada Tanggal 28 Mei 2020 kemaren pemerintah juga telah menetapkan Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Mulia Girsang menyampaikan Surat Edaran Nomor 15 ini untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). 
“Saat ini layanan pembelajaran masih mengikuti SE Mendikbud nomor 4 tahun 2020 yang diperkuat dengan SE Sesjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR selama darurat Covid19,
        Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19, mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap, spritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotor.
        Tujuan utama untuk pembelajaran tetap berjalan  adalah memutus mata rantai COVID-19 dengan kondisi yang ada semaksimal mungkin dimana guru harus memberikan pengajaran kepada peserta didik, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan. Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh warga satuan pendidikan adalah menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah, kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. “Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik.
        Aktivitas dan penugasan BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. “Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif, serta mengedapankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua,

Tahun Ajaran Baru Tidak Harus Tatap Muka
        Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen) Hamid Muhammad menerangkan bahwa lazimnya, kalender pendidikan untuk jenjang PAUD Dikdasmen ditetukan pada minggu ketiga di bulan Juli. Ditegaskan Hamid, mengingat saat ini tengah terjadi pandemi COVID-19, tahun ajaran baru tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah. 
        Metode dan media pelaksanaan BDR dilaksanakan dengan dengan Pembelajaran Jarak Jauh yang dibagi kedalam dua pendekatan yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Kemudian, untuk metode pembelajaran jarak jauh secara luring, warga satuan pendidikan khususnya peserta didik dapat memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh Kemendikbud antara lain program belajar dari rumah melalui TVRI, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.
        Tujuan Kurikulum 2013 Bertujuan untuk membentuk insan cerdas yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang optimal sesuai dengan taraf perkembangan dan jenjang pendidikan masing-masing. Selain itu, diharapkan memperoleh kecakapan Abad XXI yang mampu menjadikan setiap insan Indonesia hidup dalam tantangan global dan berkontribusi secara memadai terhadap pengembangan peradaban dunia. Target pemberlakuan Kurikulum 2013 Output sekolah ditargetkan mempunyai kemampuan literasi digital (literasi informasi, media, dan teknologi) di samping kecakapan-kecakapan hidup lainnya seperti fleksibilitas dan adaptabilitas, produktivitas dan akuntabilitas, dan kepemimpinan serta tanggungjawab.
        Guru berperan sebagai fasilitator, semua bisa menjadi guru dan menjadi murid, belajar bisa dimana saja selama masih ada kesempatan, pendidikan karakter dan kemandirian yang lebih diutamakan. hal ini selaras  dengan karakteristik kurikulum 2013 antara lain, yaitu :
1.  Merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang penyusunannya memperhatikan karakteristik      sekolah, kondisi peserta didik, serta keberagaman potensi dan kebutuhan masyarakat di sekitar                sekolah
2.  Mengembangkan keseimbangan antara penguatan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,                   kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik
3.  Berbasis kompetensi
4.  Peserta didik memiliki posisi sentral dalam pembelajaran.

         Target Kurikulum 2013, kita tahu bahwa yang dimaksud “mencapai tujuan tertentu” dalam tanda kutip mengarah pada ketercapaian kompetensi/kecakapan/ketrampilan Abad XXI. Untuk mengukur ketercapaian kompetensi/kecakapan/ketrampilan abad XXI tentu alat ukur/penilaiannya juga Penilaian Abad XXI sehingga relevan dan tertanggung jawab.
Asesmen (penilaian) dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan data dan atau informasi secara sistematis tentang atribut, orang atau objek, baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif tentang jumlah, keadaan, kemampuan atau kemajuan suatu atribut, objek atau orang yang dinilai, tanpa merujuk pada keputusan nilai (Yusuf, 2015). 
Fungsi penilaian adalah untuk
1.  mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik; 
2.  meningkatkan kompetensi peserta didik dalam belajar.
Mencermati dari karakteristik K-13 dan fungsi penilaian dimana peserta didik sebagai sentral dalam pengembangan kompetensi atau subjek penilaian, olehnya penilaian juga harus sesuai dengan kondisi peserta didik saat ini. Peserta didik saat ini sangat berbeda dengan kita pada masa sekolah. Mereka dijuluki generasi millennial. Ciri-ciri generasi millennial yaitu :
1.  Multitasking (bisa melakukan pekerjaan lebih dari satu dalam waktu bersamaan atau bisa melakukan berbagai tugas, contohnya: makan sambil membaca, nonton sambil praktik)
2.  Multimedia (bisa memaksimalkan penggunaan media, contohnya: hanya melalui hp, anak-anak bisa mengambil gambar, mengubahnya menjadi animasi, menambahkan kata-kata, memberikan efek suara, menggabungkannya menjadi video yang menarik) 
3.  Online social networking (memiliki hubungan/jaringan social secara online yang sangat luas)
4.  Online infor searcing (bisa melakukan pencarian informasi secara online tanpa batas)
5.  Gameonline (menyukai game online)
        Peserta didik kita harus memiliki Kompetensi/kecakapan/ketrampilan abad XXI antara lain ketrampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah (critical thingking and problem solving skills), keterampilan untuk bekerjasama (collaboration skills), kemampuan untuk berkreativitas (creativity skills), dan kemampuan untuk berkomunikasi (communication skills). Agar kompetensi tersebut dapat dimiliki peserta didik. Guru harus melaksanakan pembelajaran dan penilaian abad XXI, bagaimana merancang dana mendesaian penilaian abad XXI, akan penulis basahas pada tulisan berikutnya.

Semoga bermanfaat, terimkasih.



        

Selasa, 19 Mei 2020

Inovasi pendidikan Pada Level PAUD

PEMANFAATAN APLIKASI ANIMASI MARBEL

DALAM INOVASI PENDIDIKAN PADA LEVEL PAUD

 

Oleh: Kartika Fajriani, S.Pd.I., M.Pd

 

Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal saat ini, telah banyak mempengaruhi kehidupan di segala aspek, diantaranya aspek pendidikan yang seharusnya telah dilakukan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan pada level PAUD. Fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang sekiranya masih bersifat tradisional, seperti buku paket peserta didik dan papan tulis misalnya sudah dialihfungsikan menjadi barang pelengkap saja dalam pembelajaran. Fenomena tersebut terjadi karena perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti keberadaan internet, penggunaan laptop, iPad, LCD, smartphone, dan lain-lain. Anak-anak masa kini menghabiskan banyak waktu di depan  layar (TV dan gadget). Hasil penelitian M. Hafiz Al-Ayouby (2017) menemukan anak-anak menghabiskan rata-rata 7 jam sehari dalam menggunakan media layar, 90% orang tua di Indonesia melaporkan bahwa anak di bawah usia dua tahun telah menonton beberapa bentuk media elektronik. Di lain pihak, M. Atwi Suparman (2014) menjelaskan bahwa anak-anak berusia dua sampai lima tahun menghabiskan lebih dari 32 jam seminggu di depan layar. 52 % anak-anak usia 0-8 tahun memiliki akses untuk menggunakan smartphone, tablet, atau alat elektronik lainnya. Realitanya banyak peserta didik lebih menyukai animasi daripada buku sebagai media belajar. Untuk mengimbangi kemajuan teknologi tersebut, ditawarkan aplikasi Animasi Marbel untuk anak usia dini, dan guru sebagai pendidik dapat memanfaatkannya dalam pembelajaran di PAUD.

Aplikasi Animasi Marbel dalam pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran di PAUD yang saat ini masih bersifat tradisional menjadi lebih modern dengan penuh inovasi, sehingga melalui aplikasi Animasi Marbel, pendidik dapat meningkatkan kemampuan peserta didiknya agar lebih termotivasi dan meningkatkan hasil belajarnya. Anak-anak seusia PAUD sangat senang dengan permainan, gambar yang bergerak, dan warna yang menarik dari tampilannya, serta suara yang muncul dari aplikasi Animasi Marbel menjadikan aplikasi ini sangat disukai anak-anak usia dini, dan secara tidak langsung dalam aplikasi Animasi Marbel guru juga dapat mengukur ketercapaian kemampuan sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni pada anak usia dini.

 

Pada awalnya belajar huruf dengan mengunakan buku paket dikelas, gambar yang kurang menarik, guru menjelaskan di depan, dan mencontohkan dipapan tulis, sehingga peserta didik menjadi cepat bosan dan tidak semangat dalam belajar.

 

 

 

Gambar 1. Media Buku Pelajaran Belajar Huruf

 

 

 

 

Kini dengan inovasi teknologi dibidang pendidikan, beralih dengan menggunakan aplikasi Animasi Marbel melalui laptop atau iPad yang dihubungkan ke LCD, dan anak-anak dapat belajar sambil bermain, sehingga proses pembelajaran terasa asyik dan menyenangkan bagi peserta didik.

Peserta didik tidak diajarkan untuk menghafal huruf, tetapi dengan inovasi teknologi, anak langsung mengaplikasikan dan mengklik dengan jari-jarinya, huruf-huruf dapat bergerak mengeluarkan suara yang mudah dipahami dan diingat oleh anak karena disertai gambar audio visual.

 

 

Gambar 2. Media Aplikasi Animasi Marbel Belajar Huruf

 

 

Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk mengeksplorasi dan bermain dengan teknologi aplikasi Animasi Marbel seperti yang mereka lakukan dengan menggunakan bentuk-bentuk game edukasi di dalam kelas. Ini berarti bahwa TIK dengan pemanfaatan media aplikasi Animasi Marbel harus terintegrasi di seluruh kurikulum PAUD. Penggunaan TIK harus didasarkan pada pemahaman tentang tujuan, praktik, dan konteks sosial di dalam PAUD secara keseluruhan.

 

 

 

 

 

Gambar 3. Proses Media Aplikasi Animasi Marbel pada pembelajaran

 

DAFTAR PUSTAKA

M. Hafiz Al-Ayouby Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini (Studi di PAUD dan TK.Handayani Bandar Lampung): Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017.

 

Highscope Educational Research Foundation & Red-e Set Grow. (2013), diakses dari http://www.coradvantage.org.

 

M. Atwi Suparman, Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan Jarak Jauh – Solusi untuk Kualitas dan Aksesibilitas Pendidikan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014).